Minggu, 20 Januari 2013

4.1.12

Andai aku bisa mengatakan, betapa aku mencintaimu
Aku mencintaimu
Sangat, Aku sangat Mencintaimu

Aku mencintaimu

Dan setiap aku memejamkan mataku, aku selalu melihatmu
Bahkan saat mataku terbuka, aku juga melihatmu

Dan saat kau tak ada disampingku, aku selalu merasa
kau ada, dihatiku, difikiranku
Hatiku akan mencarimu, hanya dirimu saja

Dan saat aku bertemu denganmu, detak jantungku, berjalan lancar
Berkali ku mencoba menghentikan cintaku
Tapi tak ada yang bisa menghentikan rasa cintaku padamu
Karena, tak semua orang bisa memilikimu

Aku tak bisa melupakanmu,
Kau tahu,
Sama sekali tidak bisa melakukannya

Aku hanya mencintaimu
Dan aku akan mencintaimu sampai detak jantungku berhenti atau,
Sampai aku mati dan setelah aku mati

Sungguh

Aku akan tetap mencintaimu
Walaupun itu harus melalui cinta,
orang lain yang juga sangat mencintaimu

Dan alasanku adalah

Kamu



AP / 04.01.2013

Rabu, 16 Januari 2013

SIKLUS HIDUP KELUARGA


Keluarga adalah sistem sosial yang unik. Cara masuk ke dalam sistem ini adalah melalui kelahiran, pengadopsian, pengangkatan, pernikahan. Memutuskan seluruh koneksi kekeluargaan adalah hal yang mustahil. Anggota keluarga juga biasanya memiliki peran tertentu. Hubungan antar anggota keluarga merupakan hal yang paling penting dan tidak tergantikan. Artikel di bawah ini diambll dari buku Carr, Alan,Family Therapy: Concept, Process & Practice, 2nd ed.
Saat ini pendefinisian keluarga secara tradisional mendapat tantangan. Maraknya orang tua tunggal, perceraian, perpisahan dan pernikahan kembali membuat struktur tradisional mengalami perkembangan. Namun penelitian memperlihatkan bahwa siklus hidup sebuah keluarga yang paling menguntungkan adalah model keluarga tradisional, dan model yang lain dianggap sebagai deviasi dari norma ini (Carter & McGoldrick, 1999). Tahap-tahap dari siklus hidup sebuah keluarga tradisional adalah sebagai berikut:


Tahapan
Tugas
Pengalaman dari keluarga asal
Membangun hubungan dengan orang tua, saudara dan
teman-teman
Menyelesaikan sekolah
Meninggalkan rumah
Membedakan diri dengan keluaga asal dan mengembangkan hubungan sesama
dewasa dengan orang tua
Membantung hubungan pertemanan yang intim
Memulai karir/pekerjaan
Tahap pra pernikahan
Memilih pasangan
Mengembangkan hubungan
Memutuskan untuk menikah
Tahap pasangat tanpa anak
Mengembangkan cara hidup bersama yang didasarkan atas realitas dan
bukannya proyeksi bersama
Mengatur kembali hubungan dengan keluarga asal dan teman-teman, dan melibatkan pasangan
Keluarga dengan anak kecil
Mengatur kembali sistem pernikahan dengan memberi tempat
pada keberadaan anak
Memulai peran sebagai orang tua
Mengatur kembali hubungan dengan keluarga asal dengan melibatkan peran saudara dan kakek/nenek
Keluarga dengan anak remaja
Mengatur kembali hubungan orang tua-anak untuk memberikan tempat pada kebebasan yang lebih besar
Mengatur kembali hubungan pernikahan dan memusatkan pada masalah tengah baya dan karir
Melepas anak
Membereskan masalah paruh baya
Mengatur ulang hubungan orang tua anak secara lebih dewasa
Mengatur kembali hubungan dengan pasangan
Mengatur kembali hubungan dengan besan, menantu, cucu dll.
Berurusan dengan kelemahan dan kematian, terutama pada keluarga asal
Kehidupan usia lanjut
Mengatasi penuaan fisik
Menangani peran anak yang lebih besar dalam mengatur keluarga besar
Menangani kehilangan karena kematian pasangan dan teman-teman
Mempersiapkan kematian, kilas balik kehidupan dan integrasi

INTERAKSI SOSIAL INDIVIDU




Interaksi sosial individu adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antar individu, antara individu dengan kelompok maupun antar kelompok. Pada gambar ini, telah terjadi interaksi sosial antar individu yaitu seorang pasien yang sedang berkonsultasi dengan dokter. Dikatakan sebagai interaksi sosial antar individu karena telah adanya kontak sosial yang hanya terjadi antara dua orang yang kemudian berkomunikasi untuk memberikan dan mendapatkan informasi dari kedua orang tersebut. 
Dimana seorang pasien yang mungkin sedang menanyakan sakit apa yang dideritanya dan dokter yang memberikan penjelasan tentang penyakit pasien tersebut serta memberikan motivasi si pasien untuk berusaha sembuh dari penyakitnya dan sugesti positif bahwa si pasien dapat sembuh. Jadi, menurut saya, interaksi sosial adalah hal yang sangat diharuskan untuk semua manusia di dunia karena kita makhluk sosial yang tidak akan berdaya  jika hanya mengandalkan diri sendiri dan interaksi sosial antar individu sebagai awal untuk berinteraksi dengan masyarakat lainnya.

KEPUTUSAN PEMBELIAN


Keputusan   pembelian  merupakan kegiatan  individu  yang  secara langsung terlibat dalam pengambilan  keputusan untuk melakukan pembelian terhadap  produk yang ditawarkan  oleh penjual. Pengertian keputusan  pembelian, menurut Kotler & Armstrong (2001: 226) adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan  merupakan suatu
 kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.
 Keputusan pembelian menurut Schiffman, Kanuk (2004, p.547) adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang  dapat  membuat keputusan, haruslah  tersedia beberapa alternatif pilihan.
Ada tiga aktivitas  yang  berlangsung  dalam  proses  keputusan  pembelian oleh konsumen yaitu ( Hahn, 2002 : 69 ) :
a. Rutinitas konsumen dalam melakukan pembelian.
b. Kualitas yang diperoleh dari suatu keputusan pembelian.
c. Komitmen atau loyalitas konsumen yang sudah biasa beli dengan produk pesaing.
     
 Menurut Kotler ( 2002 : 183 ),  perilaku pembelian  konsumen dipengaruhi oleh:
1. Faktor budaya, yang terdiri dari :
a.  Budaya, merupakan  penentu  keinginan  dan  perilaku yang paling mendasar.
b. Sub-budaya, masing-masing budaya memiliki sub-budaya yang lebih              kecilyang memberikan lebih banyak ciri-ciri sosialisasi khusus bagi anggotanya.
c. Kelas sosial, adalah pembagian masyarakat yang relative homogen dan permanent, yang tersusun secara hierarkis dan anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan perilaku yang sama.
2. Faktor Sosial
a.  Kelompok acuan, yaitu kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang.
b.    Keluarga
c.   Peran dan Status , dimana peran adalah kegiatan yang diharapkan    akan dilakukan oleh seseorang dan masing-masing peran tersebut menghasilkan status.
3. Faktor Pribadi, yang terdiri dari usia dan tahap siklus hidup; pekerjaan dan lingkungan ekonomi; gaya hidup dan kepribadian dan konsep diri.
4. Faktor Psikologis, yang terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran,keyakinan dan sikap.

KELOMPOK REFERENSI


Pengertian Kelompok Referensi / Kelompok Acuan.

Menurut Sumarwan (2003,p.250)  menyatakan kelompok referensi (preference group) adalah seorang individu atau sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi seseorang.
Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2000), kelompok referensi sebagai kelompok yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.
Pada awalnya kelompok acuan dibatasi secara sempit dan hanya mencakup kelompok-kelompok dengan siapa individu berinteraksi secara langsung (keluarga dan teman-teman akrab). Tetapi konsep ini secara berangsur-angsur telah diperluas mencakup pengaruh perorangan atau kelompok secara langsung maupun tidak langsung. Kelompok acuan tidak langsung terdiri dari orang-orang atau kelompok yang masing-masing tidak mempunyai kontak langsung, seperti para bintang film, pahlawan olahraga, pemimpin politik, tokoh TV, ataupun orang yang berpakain baik dan kelihatan menarik di sudut jalan (Schiffman, Leon G. and Kanuk, Leslie Lazar, 2000).

Jenis Kelompok Referensi

Sumarwan(2003,p.253) menggolongkan kelompok referensi berdasarkan posisi dan fungsinya.

1.     Kelompok Formal, yaitu kelompok yang memiliki struktur organisasi secara tertulis dan keanggotaannya terdaftar secara resmi. Contohnya, Serikat Pekerja Indonesia, Universitas dll.
2.     Kelompok Informal, yaitu kelompok yang tidak memiliki struktur organisasi secara tertulis dan keanggotaannya tidak terdaftar secara resmi. Contohnya, kelompok bermain futsal, kelompok arisan dll.
3.     Kelompok Aspirasi, yaitu kelompok yang memperlihatkan keinginan untuk mengikuti norma,nilai,maupun perilaku dari orang lain yang dijadikan kelompok acuan. Anggota kelompok aspirasi tidak harus menjadi anggota dalam kelompok referensinya, atau antar anggota aspirasi tidak harus menjadi anggota kelompok referensinya dan saling berkomunikasi. Contoh, anak-anak muda yang mengikuti gaya berpakaian para selebriti Korea atau Amerika.
4.     Kelompok Disosiasi, yaitu seseorang atau kelompok yang berusaha menghindari asosiasi dengan kelompok referensi.
5.      
Terdapat lima jenis kelompok acuan serta karakteristiknya (Peter, J. Paul and Olson, Jerry C., 2005; Hawkins, Del I., 2004) :
Jenis Kelompok Acuan
Perbedaan dan Karakteristik
Formal/informal
Kelompok acuan formal memiliki struktur yang dirinci dengan jelas (contoh :  kelompok kerja di kantor); sedangkan kelompok informal tidak (contoh : kelompok persahabatan/teman kuliah)
Primary/secondary
Kelompok acuan primary melibatkan seringnya interaksi langsung dan tatap muka (contoh : keluarga/sanak saudara); sementara pada kelompoksecondary, interaksi dan tatap muka tidak terlalu sering (contoh : teman yang tinggal di apartemen yang sama).
Membership
Seseorang menjadi anggota formal dari suatu kelompok acuan (contoh : keanggotaan pada kelompok pecinta alam).
Aspirational
Seseorang bercita-cita bergabung atau menandingi kelompok acuan aspirasional.
Dissociative
Seseorang berupaya menghindari atau menolak kelompok acuan disosiatif.
Sedangkan, kelompok acuan yang telah disebutkan di atas dapat memberikan tiga jenis pengaruh, antara lain :
1. Pengaruh informasional (informational influence)
Hal ini terjadi ketika seseorang/individu meniru perilaku dan pendapat dari anggota suatu kelompok acuan yang memberikan informasi yang berguna. Informasi ini dapat disajikan secara verbal maupun melalui demonstrasi langsung.
2. Pengaruh normatif (normative influence atau sering disebut juga utilitarian influence)
Pengaruh ini terjadi jika individu mengikuti ketentuan kelompok acuan dengan tujuan untuk memperoleh imbalan atau menghindari hukuman.
3. Pengaruh ekspektasi-nilai (value expressive influence)
Hal ini terjadi ketika individu merasa turut memiliki dan membentuk nilai dan norma dari suatu kelompok.

KELAS SOSIAL


Kelas sosial didefinisikan sebagai suatu strata ( lapisan ) orang-orang yang berkedudukan sama dalam kontinum ( rangkaian kesatuan ) status sosial. Definisi ini memberitahukan bahwa dalam  masyarakat terdapat orang-orang yang secara sendiri-sendiri atau bersama-sama memiliki kedudukan sosial yang kurang lebih sama. Mereka yang memiliki kedudukan kurang lebih sama akan berada pada suatu lapisan yang kurang lebih sama pula.
Kelas sosial didefinisikan sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu hierarki status kelas yang berbeda sehingga para anggota setiap kelas secara relatif mempunyai status yang sama, dan para anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih rendah. Kategori kelas sosial biasanya disusun dalam hierarki, yang berkisar dari status yang rendah sampai yang tinggi.
Karl Marx berpendapat bahwa kelas dalam masyarakat timbul karena adanya pembagian kerja yang memungkinkan perbedaan kekayaan, Karl Marx juga membagi masyarakat menjadi tiga golongan, yakni:
1.     Golongan kapitalis atau borjuis, adalah mereka yang menguasai tanah dan alat produksi.
2.     Golongan menengah, terdiri dari para pegawai pemerintah
3.     Golongan proletar, mereka yang tidak memiliki tanah dan alat produksi. Termasuk didalamnya adalah kaum buruh atau pekerja pabrik.kekuasaan dan prestise yang jumlahnya sangat terbatas sehingga sejumlah besar anggota masyarakat bersaing dan bahkan terlibat dalam konflik untuk memilikinya.

Sedangkan menurut Aristosteles kelas sosial atau golongan sosial ialah sekelompok manusia yang menempati lapisan sosial berdasarkan kriteria ekonomi. Aristoteles membagi masyarakat secara ekonomi menjadi kelas atau golongan:

1.     Golongan sangat kaya : merupakan kelompok terkecil dalam masyarakat. Mereka terdiri dari pengusaha, tuan tanah dan bangsawan.
2.     Golongan kaya : merupakan golongan yang cukup banyak terdapat  di dalam masyarakat. Mereka terdiri dari para pedagang, dan sebagainya.
3.     Golongan miskin : merupakan golongan terbanyak dalam masyarakat. Mereka kebanyakan rakyat biasa.

Kelas Sosial di Indonesia

Kelas sosial di Indonesia sudah ada sejak berabad-abad sebelum masehi tepatnya pada zaman peradaban Hindu-Budha dimana dikenal adanya sistem kasta, yakni Brahmana, Ksatrya, Waisya, dan Sudra. Praktek kelas sosial ini sekarang masih dipakai di Indonesia salah satunya adalah di pulau Bali yang ditunjukkan dalam pemberian nama gelar dan  kita ketahui bersama bahwa agama mayoritas penduduk di Bali adalah agama hindu.
Suku Sumba berada di Pulau Sumba yang terletak di provinsi Nusa Tenggara Timur juga masih mengenal sistem kasta atau golongan sosial. Masyarakat disini dibagi atas tiga kasta yaitu kaum kabisu atau pemukaagama, kaum maramba atau para bangsawan yang terakhir adalah ata atau rakyat jelata. Cara mereka berpakaianpun lebih ditekankan pada kepentingan dan juga status sosialnya.
Kelas sosial diciptakan dan dibentuk oleh masyarakat suatu daerah  itu dengan sendirinya. Terdapat berbagai variasi pembagian kelas sosial di dalam masyarakat tersebut berdasarkan tolak ukur atau variabel yang digunakan dalam melakukan stratifikasi kelas sosial. Masing-masing kelas sosial yang telah terbentuk memiliki karakteristik yang dicerminkan oleh para anggota yang menduduki suatu kelas sosial tertentu.
Kelas sosial ternyata mempunyai pengaruh kuat pada pemilihan jenis suatu produk. Kelas sosial merupakan tempat untuk berbagi nilai, gaya hidup, minat, dan perilaku yang kemudian membedakan perilaku konsumsi seseorang dari berbagai kelas sosial tersebut. Pemasar menggunakan variabel kelas sosial sebagai dasar segmentasi dan menetapkan target pasar mereka.
Kelas sosial yang biasanya dijadikan dasar dalam segmentasi adalah atas dasar ekonomi, yaitu penghasilan yang dimiliki seorang individu, tingkat pendidikan yang menentukan tingkat intelektualitas seseorang dalam pemilihan produk, dan gaya hidup yang dimiliki oleh individu tertentu. Secara umum, pembagian kelas sosial di Indonesia terbagi menjadi kelas bawah, kelas menengah, dan kelas atas. Basis yang digunakan dalam menentukan kelas sosial tersebut berbeda-beda sesuai dengan ukuran yang digunakan dalam suatu kelompok masyarakat.

http://blog.ub.ac.id/rullykusumawardani/2012/05/30/tugas-5-perilaku-konsumen-kelompok-acuan-kelas-sosial-dan-budaya/