Andai aku bisa mengatakan, betapa aku mencintaimu
Aku mencintaimu
Sangat, Aku sangat Mencintaimu
Aku mencintaimu
Dan setiap aku memejamkan mataku, aku selalu melihatmu
Bahkan saat mataku terbuka, aku juga melihatmu
Dan saat kau tak ada disampingku, aku selalu merasa
kau ada, dihatiku, difikiranku
Hatiku akan mencarimu, hanya dirimu saja
Dan saat aku bertemu denganmu, detak jantungku, berjalan lancar
Berkali ku mencoba menghentikan cintaku
Tapi tak ada yang bisa menghentikan rasa cintaku padamu
Karena, tak semua orang bisa memilikimu
Aku tak bisa melupakanmu,
Kau tahu,
Sama sekali tidak bisa melakukannya
Aku hanya mencintaimu
Dan aku akan mencintaimu sampai detak jantungku berhenti atau,
Sampai aku mati dan setelah aku mati
Sungguh
Aku akan tetap mencintaimu
Walaupun itu harus melalui cinta,
orang lain yang juga sangat mencintaimu
Dan alasanku adalah
Kamu
AP / 04.01.2013
Minggu, 20 Januari 2013
Rabu, 16 Januari 2013
SIKLUS HIDUP KELUARGA
Keluarga adalah sistem sosial yang unik. Cara masuk ke
dalam sistem ini adalah melalui kelahiran, pengadopsian, pengangkatan,
pernikahan. Memutuskan seluruh koneksi kekeluargaan adalah hal yang mustahil.
Anggota keluarga juga biasanya memiliki peran tertentu. Hubungan antar anggota
keluarga merupakan hal yang paling penting dan tidak tergantikan. Artikel di
bawah ini diambll dari buku Carr, Alan,Family Therapy: Concept, Process & Practice, 2nd
ed.
Saat ini pendefinisian
keluarga secara tradisional mendapat tantangan. Maraknya orang tua tunggal,
perceraian, perpisahan dan pernikahan kembali membuat struktur tradisional
mengalami perkembangan. Namun penelitian memperlihatkan bahwa siklus hidup
sebuah keluarga yang paling menguntungkan adalah model keluarga tradisional,
dan model yang lain dianggap sebagai deviasi dari norma ini (Carter &
McGoldrick, 1999). Tahap-tahap dari siklus hidup sebuah keluarga tradisional
adalah sebagai berikut:
Tahapan
|
Tugas
|
Pengalaman
dari keluarga asal
|
Membangun
hubungan dengan orang tua, saudara dan
teman-teman
Menyelesaikan
sekolah
|
Meninggalkan
rumah
|
Membedakan
diri dengan keluaga asal dan mengembangkan hubungan sesama
dewasa dengan orang tua
Membantung
hubungan pertemanan yang intim
Memulai
karir/pekerjaan
|
Tahap
pra pernikahan
|
Memilih
pasangan
Mengembangkan
hubungan
Memutuskan
untuk menikah
|
Tahap
pasangat tanpa anak
|
Mengembangkan
cara hidup bersama yang didasarkan atas realitas dan
bukannya proyeksi bersama
Mengatur
kembali hubungan dengan keluarga asal dan teman-teman, dan melibatkan pasangan
|
Keluarga
dengan anak kecil
|
Mengatur
kembali sistem pernikahan dengan memberi tempat
pada keberadaan anak
Memulai
peran sebagai orang tua
Mengatur
kembali hubungan dengan keluarga asal dengan melibatkan peran saudara dan
kakek/nenek
|
Keluarga
dengan anak remaja
|
Mengatur
kembali hubungan orang tua-anak untuk memberikan tempat pada kebebasan yang
lebih besar
Mengatur
kembali hubungan pernikahan dan memusatkan pada masalah tengah baya dan karir
|
Melepas
anak
|
Membereskan
masalah paruh baya
Mengatur
ulang hubungan orang tua anak secara lebih dewasa
Mengatur
kembali hubungan dengan pasangan
Mengatur
kembali hubungan dengan besan, menantu, cucu dll.
Berurusan
dengan kelemahan dan kematian, terutama pada keluarga asal
|
Kehidupan
usia lanjut
|
Mengatasi
penuaan fisik
Menangani
peran anak yang lebih besar dalam mengatur keluarga besar
Menangani
kehilangan karena kematian pasangan dan teman-teman
Mempersiapkan
kematian, kilas balik kehidupan dan integrasi
|
INTERAKSI SOSIAL INDIVIDU
Interaksi sosial individu adalah hubungan-hubungan
sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antar individu, antara individu
dengan kelompok maupun antar kelompok. Pada gambar ini, telah terjadi interaksi
sosial antar individu yaitu seorang pasien yang sedang berkonsultasi dengan
dokter. Dikatakan sebagai interaksi sosial antar individu karena telah adanya
kontak sosial yang hanya terjadi antara dua orang yang kemudian berkomunikasi
untuk memberikan dan mendapatkan informasi dari kedua orang tersebut.
Dimana
seorang pasien yang mungkin sedang menanyakan sakit apa yang dideritanya dan
dokter yang memberikan penjelasan tentang penyakit pasien tersebut serta
memberikan motivasi si pasien untuk berusaha sembuh dari penyakitnya dan
sugesti positif bahwa si pasien dapat sembuh. Jadi, menurut saya, interaksi
sosial adalah hal yang sangat diharuskan untuk semua manusia di dunia karena
kita makhluk sosial yang tidak akan berdaya jika hanya mengandalkan diri
sendiri dan interaksi sosial antar individu sebagai awal untuk berinteraksi
dengan masyarakat lainnya.
KEPUTUSAN PEMBELIAN
Keputusan
pembelian merupakan kegiatan individu yang secara
langsung terlibat dalam pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian
terhadap produk yang ditawarkan oleh penjual. Pengertian keputusan
pembelian, menurut Kotler & Armstrong (2001: 226) adalah tahap dalam
proses pengambilan keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar membeli.
Pengambilan keputusan merupakan suatu
kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.
kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.
Keputusan pembelian menurut Schiffman, Kanuk (2004, p.547) adalah pemilihan
dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa
seseorang dapat membuat keputusan, haruslah tersedia beberapa
alternatif pilihan.
Ada tiga aktivitas
yang berlangsung dalam proses keputusan
pembelian oleh konsumen yaitu ( Hahn, 2002 : 69 ) :
a. Rutinitas konsumen
dalam melakukan pembelian.
b. Kualitas yang
diperoleh dari suatu keputusan pembelian.
c. Komitmen atau
loyalitas konsumen yang sudah biasa beli dengan produk pesaing.
Menurut Kotler (
2002 : 183 ), perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh:
1. Faktor budaya, yang
terdiri dari :
a. Budaya,
merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling
mendasar.
b. Sub-budaya,
masing-masing budaya memiliki sub-budaya yang lebih
kecilyang
memberikan lebih banyak ciri-ciri sosialisasi khusus bagi anggotanya.
c. Kelas sosial,
adalah pembagian masyarakat yang relative homogen dan permanent, yang
tersusun secara hierarkis dan anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan
perilaku yang sama.
2. Faktor Sosial
a. Kelompok
acuan, yaitu kelompok yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak
langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang.
b.
Keluarga
c. Peran
dan Status , dimana peran adalah kegiatan yang diharapkan
akan dilakukan oleh seseorang dan masing-masing peran
tersebut menghasilkan status.
3. Faktor Pribadi,
yang terdiri dari usia dan tahap siklus hidup; pekerjaan dan lingkungan
ekonomi; gaya hidup dan kepribadian dan konsep diri.
4. Faktor Psikologis,
yang terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran,keyakinan dan sikap.
KELOMPOK REFERENSI
Pengertian Kelompok Referensi / Kelompok
Acuan.
Menurut Sumarwan (2003,p.250) menyatakan kelompok referensi
(preference group) adalah seorang individu atau sekelompok orang yang secara
nyata mempengaruhi seseorang.
Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2000), kelompok referensi sebagai
kelompok yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap
dan perilaku seseorang.
Pada awalnya kelompok acuan dibatasi secara sempit dan hanya mencakup
kelompok-kelompok dengan siapa individu berinteraksi secara langsung (keluarga
dan teman-teman akrab). Tetapi konsep ini secara berangsur-angsur telah
diperluas mencakup pengaruh perorangan atau kelompok secara langsung maupun
tidak langsung. Kelompok acuan tidak langsung terdiri dari orang-orang atau
kelompok yang masing-masing tidak mempunyai kontak langsung, seperti para
bintang film, pahlawan olahraga, pemimpin politik, tokoh TV, ataupun orang yang
berpakain baik dan kelihatan menarik di sudut jalan (Schiffman, Leon G. and
Kanuk, Leslie Lazar, 2000).
Jenis Kelompok Referensi
Sumarwan(2003,p.253) menggolongkan kelompok referensi berdasarkan posisi
dan fungsinya.
1. Kelompok Formal, yaitu
kelompok yang memiliki struktur organisasi secara tertulis dan keanggotaannya
terdaftar secara resmi. Contohnya, Serikat Pekerja Indonesia, Universitas dll.
2. Kelompok Informal,
yaitu kelompok yang tidak memiliki struktur organisasi secara tertulis dan
keanggotaannya tidak terdaftar secara resmi. Contohnya, kelompok bermain
futsal, kelompok arisan dll.
3. Kelompok Aspirasi,
yaitu kelompok yang memperlihatkan keinginan untuk mengikuti norma,nilai,maupun
perilaku dari orang lain yang dijadikan kelompok acuan. Anggota kelompok
aspirasi tidak harus menjadi anggota dalam kelompok referensinya, atau antar
anggota aspirasi tidak harus menjadi anggota kelompok referensinya dan saling
berkomunikasi. Contoh, anak-anak muda yang mengikuti gaya berpakaian para
selebriti Korea atau Amerika.
4. Kelompok Disosiasi,
yaitu seseorang atau kelompok yang berusaha menghindari asosiasi dengan
kelompok referensi.
5.
Terdapat lima jenis kelompok acuan serta karakteristiknya (Peter, J. Paul
and Olson, Jerry C., 2005; Hawkins, Del I., 2004) :
Jenis Kelompok Acuan
|
Perbedaan dan Karakteristik
|
Formal/informal
|
Kelompok acuan formal memiliki struktur yang dirinci dengan jelas (contoh
: kelompok kerja di kantor); sedangkan kelompok informal tidak (contoh
: kelompok persahabatan/teman kuliah)
|
Primary/secondary
|
Kelompok acuan primary melibatkan seringnya
interaksi langsung dan tatap muka (contoh : keluarga/sanak saudara);
sementara pada kelompoksecondary, interaksi dan
tatap muka tidak terlalu sering (contoh : teman yang tinggal di apartemen
yang sama).
|
Membership
|
Seseorang menjadi anggota formal dari suatu kelompok acuan (contoh :
keanggotaan pada kelompok pecinta alam).
|
Aspirational
|
Seseorang bercita-cita bergabung atau menandingi kelompok acuan
aspirasional.
|
Dissociative
|
Seseorang berupaya menghindari atau menolak kelompok acuan disosiatif.
|
Sedangkan, kelompok acuan yang telah disebutkan di atas dapat memberikan
tiga jenis pengaruh, antara lain :
1. Pengaruh informasional (informational
influence)
Hal ini terjadi ketika seseorang/individu meniru perilaku dan pendapat dari
anggota suatu kelompok acuan yang memberikan informasi yang berguna. Informasi
ini dapat disajikan secara verbal maupun melalui demonstrasi langsung.
2. Pengaruh normatif (normative influence atau sering disebut juga utilitarian influence)
Pengaruh ini terjadi jika individu mengikuti ketentuan kelompok acuan
dengan tujuan untuk memperoleh imbalan atau menghindari hukuman.
3. Pengaruh ekspektasi-nilai (value expressive
influence)
Hal ini terjadi ketika individu merasa turut memiliki dan membentuk nilai
dan norma dari suatu kelompok.
KELAS SOSIAL
Kelas sosial didefinisikan sebagai suatu
strata ( lapisan ) orang-orang yang berkedudukan sama dalam kontinum (
rangkaian kesatuan ) status sosial. Definisi ini memberitahukan bahwa
dalam masyarakat terdapat orang-orang yang secara sendiri-sendiri atau bersama-sama
memiliki kedudukan sosial yang kurang lebih sama. Mereka yang memiliki
kedudukan kurang lebih sama akan berada pada suatu lapisan yang kurang lebih
sama pula.
Kelas sosial didefinisikan sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam
suatu hierarki status kelas yang berbeda sehingga para anggota setiap kelas
secara relatif mempunyai status yang sama, dan para anggota kelas lainnya
mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih rendah. Kategori kelas sosial
biasanya disusun dalam hierarki, yang berkisar dari status yang rendah sampai
yang tinggi.
Karl Marx berpendapat bahwa kelas dalam masyarakat timbul karena adanya
pembagian kerja yang memungkinkan perbedaan kekayaan, Karl Marx juga membagi
masyarakat menjadi tiga golongan, yakni:
1. Golongan kapitalis
atau borjuis, adalah mereka yang menguasai tanah dan alat produksi.
2. Golongan menengah,
terdiri dari para pegawai pemerintah
3. Golongan proletar,
mereka yang tidak memiliki tanah dan alat produksi. Termasuk didalamnya adalah
kaum buruh atau pekerja pabrik.kekuasaan dan prestise yang jumlahnya sangat
terbatas sehingga sejumlah besar anggota masyarakat bersaing dan bahkan
terlibat dalam konflik untuk memilikinya.
Sedangkan menurut Aristosteles kelas
sosial atau golongan sosial ialah sekelompok manusia yang menempati lapisan
sosial berdasarkan kriteria ekonomi. Aristoteles membagi masyarakat secara
ekonomi menjadi kelas atau golongan:
1. Golongan sangat kaya :
merupakan kelompok terkecil dalam masyarakat. Mereka terdiri dari pengusaha,
tuan tanah dan bangsawan.
2. Golongan kaya :
merupakan golongan yang cukup banyak terdapat di dalam masyarakat. Mereka
terdiri dari para pedagang, dan sebagainya.
3. Golongan miskin :
merupakan golongan terbanyak dalam masyarakat. Mereka kebanyakan rakyat biasa.
Kelas Sosial di Indonesia
Kelas sosial di Indonesia sudah ada
sejak berabad-abad sebelum masehi tepatnya pada zaman peradaban Hindu-Budha
dimana dikenal adanya sistem kasta, yakni Brahmana, Ksatrya, Waisya, dan Sudra.
Praktek kelas sosial ini sekarang masih dipakai di Indonesia salah satunya
adalah di pulau Bali yang ditunjukkan dalam pemberian nama gelar dan kita
ketahui bersama bahwa agama mayoritas penduduk di Bali adalah agama hindu.
Suku Sumba berada di Pulau Sumba yang terletak di provinsi Nusa Tenggara
Timur juga masih mengenal sistem kasta atau golongan sosial. Masyarakat disini
dibagi atas tiga kasta yaitu kaum kabisu atau pemukaagama, kaum maramba atau
para bangsawan yang terakhir adalah ata atau rakyat jelata. Cara mereka
berpakaianpun lebih ditekankan pada kepentingan dan juga status sosialnya.
Kelas sosial diciptakan dan dibentuk oleh masyarakat suatu daerah itu
dengan sendirinya. Terdapat berbagai variasi pembagian kelas sosial di dalam
masyarakat tersebut berdasarkan tolak ukur atau variabel yang digunakan dalam
melakukan stratifikasi kelas sosial. Masing-masing kelas sosial yang telah
terbentuk memiliki karakteristik yang dicerminkan oleh para anggota yang
menduduki suatu kelas sosial tertentu.
Kelas sosial ternyata mempunyai pengaruh kuat pada pemilihan jenis suatu
produk. Kelas sosial merupakan tempat untuk berbagi nilai, gaya hidup, minat,
dan perilaku yang kemudian membedakan perilaku konsumsi seseorang dari berbagai
kelas sosial tersebut. Pemasar menggunakan variabel kelas sosial sebagai dasar
segmentasi dan menetapkan target pasar mereka.
Kelas sosial yang biasanya dijadikan dasar dalam segmentasi adalah atas
dasar ekonomi, yaitu penghasilan yang dimiliki seorang individu, tingkat
pendidikan yang menentukan tingkat intelektualitas seseorang dalam pemilihan
produk, dan gaya hidup yang dimiliki oleh individu tertentu. Secara umum,
pembagian kelas sosial di Indonesia terbagi menjadi kelas bawah, kelas
menengah, dan kelas atas. Basis yang digunakan dalam menentukan kelas sosial
tersebut berbeda-beda sesuai dengan ukuran yang digunakan dalam suatu kelompok
masyarakat.
Langganan:
Postingan (Atom)